Senin, 17 Oktober 2011

pelayanan gratis tanpa syarat test dan penanganan HIV-AIDS


Klinik Mawar Kota Singkawang memberikan pelayanan gratis tanpa syarat kepada masyarakat yang ingin melakukan test HIV-AIDS, termasuk gratis pelayanan atau penanganan apabila ternyata berdasarkan hasil test orang tersebut terkena HIV-AIDS termasuk dalam pemberian ARV.
     Hal tersebut dijelaskan Ketua Klinik Mawar sekaligus ketua Unit Pelayanan Penyakit Dalam RSU Abdul Azis Kota Singkawang dr. Boedi Enoch, Sp.Ph selaku narasumber dalam Dialog Interaktif yang diselenggarakan oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Singkawang bekerjasama dengan Badan Informasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, bertempat di Radio Diaros Duta Suara 103,6 FM, Kamis (9/12).
Dr. Boedi Enoch, menyarankan, seyogyanya kesempatan ini dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh masyarakat yang beresiko tertular HIV-AIDS. “Karena mencegah jauh lebih baik dan lebih murah dari pada mengobati, sangat rugi sekali kalau sudah nampak gejala-gejalanya baru sibuk berobat.”
Ia menguraikan, sejumlah gejala awal pengidap HIV-AIDS antara lain mencret atau buang air berkepanjangan, mulut putih, berat badan menurun terus, dan masih banyak gejala-gejala lain. “Supaya lebih pasti ya lewat test, dan masyarakat jangan takut selain gratis test itu tidak sakit hanya seperti digigit semut,” ujarnya.
Usia yang sangat produktif tertular penyakit HIV AIDS adalah 18 tahun sampai dengan 30 tahun mencakup sampai dengan 70 persen dan untuk Kota Singkawang Sendiri sampai sekarang ini terdapat 7 orang pasien yang terinfeksi HIV AIDS dan sekarang sedang kami tangani, ungkap Dr. Boedi.
Pada kesempatan itu pula Pengurus KPAD Kota Singkawang Asnain, S.Sos mengatakan bahwa HIV AIDS hanya sebatas virus yang kebetulan ada dalam tubuh manusia yang tidak bisa disembuhkan dan tidak bisa hilang seumur hidup dan bukan merupakan penyakit kutukan.
Ketua Gerakan Anti Narkoba Anak Sekolah (GANAS) Dr. Sumardi mengatakan kondisi yang rawan terhadap HIV AIDS adalah pada usia remaja mulai dari usia 16 sampai dengan 20 tahun yang penyebarannya melalui narkoba jarum suntik.
“Penggunaan jarum suntik yang digunakan anak sekolah secara bergantian sangat rentan terhadap penyebaran HIV/AIDS,” katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar